Pada lingkungan air sebagai media hidup biota air, sering terjadi perubahanperubahan pada parameter kualitas air seperti derajat keasaman air ( pH -
kandungan unsur H+ atau OH- ), kelarutan oksigen (O2), kandungan amoniak
NH3, kandungan asam sulfida (H2S), suhu air dan lain-lain. Perubahan
lingkungan air ini dapat mempengaruhi kehidupan biota air, terutama bagi
biota air yang mempunyai daya toleransi terhadap perubahan parameter
kualitas air yang sempit. Pengaruh bagi ikan dan udang dapat menyebabkan
tekanan secara fisiologis (fungsi organ tubuh – seperti insang, jantung) yang
kurang baik. Tekanan fisiologis dapat menyebabkan lemahnya kondisi ikan
dan udang sehingga mudah diserang baik oleh parasit maupun bakteri. Pada
kondisi tertentu perubahan parameter kualitas air dapat pula meyebabkan
kematian bagi ikan dan udang, seperti rendahnya kandungan oksigen
terlarut, tingginya kandungan amoniak dan asam sulfida.
Perubahan lingkungan air yang kurang baik dapat disebabkan terganggunya
keseimbangan penguraian bahan organik oleh decomposer (biota pengurai)
maupun adanya masukkan dari luar lingkungan air tersebut.
11
Penyakit akibat lingkungan pada ikan dan udang masih sering terjadi.
Penyakit ini berdasarkan pada penyebabnya dibedakan menjadi 2 golongan
yaitu yang disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik.
Faktor Abiotik
1) Suhu/temperatur
Selain suhu yang tinggi pada daerah tropis, masalah yang sering
ditemukan adalah masalah perubahan suhu yang terlalu ekstrim akibat
pengaruh musim, misalnya musim hujan. Suhu rendah akan
menyebabkan kecepatan metabolisme turun sehingga nafsu makan ikan
dan udang jadi menurun.
Suhu dingin dibawah suhu optimum akan berpengaruh pada penekanan
kekebalan pada ikan dan udang. Suhu optimum tersebut akan berbeda
bagi masing-masing jenis ikan hias.
2) pH
pH air yang dibutuhkan oleh ikan akan bervariasi tergantung pada jenis
ikan tersebut. Pada umunya ikan dan udang akan toleran terhadap range
pH tertentu, misalnya untuk ikan hias jenis Koi dan koki range pH nya
antara 6,2 sampai 9,2. pH air yang ekstrim dibawah atau diatas pH
optimum akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan ikan dan udang.
pH optimum akan bervariasi tergantung pada jenis ikan dan udang. Efek
langsung dari pH rendah dan pH yang terlalu tinggi pada umumnya
adalah berupa kerusakan sel epitel, baik kulit maupun insang, hal ini akan
mengganggu pada proses penyerapan oksigen terutama bagi ikan dan
udang yang bernafas dengan menggunakan insang.
3) Kesadahan
Kesadahan pada lingkungan pembudidaya ikan hias dikenal dengan
istilah air lunak dan air keras. Nilai kesadahan pada air biasanya
ditentukan dengan kandungan kalsium karbonat atau magnesium.
12
Tingkatan nilai kesadahan untuk air dapat dibedakan menjadi air yang
lunak (kesadahan rendah), air yang sedang, dan air yang keras atau
kesadahan tinggi dan sangat keras. Tiap jenis ikan dan udang terutama
ikan hias memerlukan kesadahan air yang tidak sama. Ikan neon tetra
misalnya memerlukan kesadahan air yang rendah apabila dibandingkan
dengan ikan hias dari golongan siklid. Sehingga bila ikan berada pada
kondisi kesadahan yang tidak sesuai dapat menyebabkan gangguan pada
fisiologis ikan yang menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.
4) Bahan cemaran
Bahan cemaran biasanya berasal dari sumber air yang digunakan pada
suatu usaha budidaya ikan dan udang, terutama yang menggunakan
sumber air dari sungai atau perairan umum lainnya.
Cemaran bisa berasal dari limbah domestik maupun limbah industri.
Bahan cemaran dapat berupa bahan beracun dan logam berat. Bahan
cemaran tersebut secara langsung dapat mematikan atau dapat juga
melemahkan ikan dan udang. Pada cemaran konsentrasi rendah yang
berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan efek yang
tidak mematikan ikan dan udang tetapi mengganggu proses kehidupan
ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu kesehatan ikan dan udang. Pada
kondisi demikian ikan dan udang akan mudah terinfeksi oleh segala
macam penyakit-penyakit misalnya penyakit akibat infeksi jamur dan
bakteri.







0 komentar:
Posting Komentar