Minggu, 05 Juli 2020

MATERI KELAS XI

Pada lingkungan air sebagai media hidup biota air, sering terjadi perubahanperubahan pada parameter kualitas air seperti derajat keasaman air ( pH - kandungan unsur H+ atau OH- ), kelarutan oksigen (O2), kandungan amoniak NH3, kandungan asam sulfida (H2S), suhu air dan lain-lain. Perubahan lingkungan air ini dapat mempengaruhi kehidupan biota air, terutama bagi biota air yang mempunyai daya toleransi terhadap perubahan parameter kualitas air yang sempit. Pengaruh bagi ikan dan udang dapat menyebabkan tekanan secara fisiologis (fungsi organ tubuh – seperti insang, jantung) yang kurang baik. Tekanan fisiologis dapat menyebabkan lemahnya kondisi ikan dan udang sehingga mudah diserang baik oleh parasit maupun bakteri. Pada kondisi tertentu perubahan parameter kualitas air dapat pula meyebabkan kematian bagi ikan dan udang, seperti rendahnya kandungan oksigen terlarut, tingginya kandungan amoniak dan asam sulfida. Perubahan lingkungan air yang kurang baik dapat disebabkan terganggunya keseimbangan penguraian bahan organik oleh decomposer (biota pengurai) maupun adanya masukkan dari luar lingkungan air tersebut. 11 Penyakit akibat lingkungan pada ikan dan udang masih sering terjadi. Penyakit ini berdasarkan pada penyebabnya dibedakan menjadi 2 golongan yaitu yang disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik. Faktor Abiotik 1) Suhu/temperatur Selain suhu yang tinggi pada daerah tropis, masalah yang sering ditemukan adalah masalah perubahan suhu yang terlalu ekstrim akibat pengaruh musim, misalnya musim hujan. Suhu rendah akan menyebabkan kecepatan metabolisme turun sehingga nafsu makan ikan dan udang jadi menurun. Suhu dingin dibawah suhu optimum akan berpengaruh pada penekanan kekebalan pada ikan dan udang. Suhu optimum tersebut akan berbeda bagi masing-masing jenis ikan hias. 2) pH pH air yang dibutuhkan oleh ikan akan bervariasi tergantung pada jenis ikan tersebut. Pada umunya ikan dan udang akan toleran terhadap range pH tertentu, misalnya untuk ikan hias jenis Koi dan koki range pH nya antara 6,2 sampai 9,2. pH air yang ekstrim dibawah atau diatas pH optimum akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan ikan dan udang. pH optimum akan bervariasi tergantung pada jenis ikan dan udang. Efek langsung dari pH rendah dan pH yang terlalu tinggi pada umumnya adalah berupa kerusakan sel epitel, baik kulit maupun insang, hal ini akan mengganggu pada proses penyerapan oksigen terutama bagi ikan dan udang yang bernafas dengan menggunakan insang. 3) Kesadahan Kesadahan pada lingkungan pembudidaya ikan hias dikenal dengan istilah air lunak dan air keras. Nilai kesadahan pada air biasanya ditentukan dengan kandungan kalsium karbonat atau magnesium. 12 Tingkatan nilai kesadahan untuk air dapat dibedakan menjadi air yang lunak (kesadahan rendah), air yang sedang, dan air yang keras atau kesadahan tinggi dan sangat keras. Tiap jenis ikan dan udang terutama ikan hias memerlukan kesadahan air yang tidak sama. Ikan neon tetra misalnya memerlukan kesadahan air yang rendah apabila dibandingkan dengan ikan hias dari golongan siklid. Sehingga bila ikan berada pada kondisi kesadahan yang tidak sesuai dapat menyebabkan gangguan pada fisiologis ikan yang menyebabkan ikan mudah terserang penyakit. 4) Bahan cemaran Bahan cemaran biasanya berasal dari sumber air yang digunakan pada suatu usaha budidaya ikan dan udang, terutama yang menggunakan sumber air dari sungai atau perairan umum lainnya. Cemaran bisa berasal dari limbah domestik maupun limbah industri. Bahan cemaran dapat berupa bahan beracun dan logam berat. Bahan cemaran tersebut secara langsung dapat mematikan atau dapat juga melemahkan ikan dan udang. Pada cemaran konsentrasi rendah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan efek yang tidak mematikan ikan dan udang tetapi mengganggu proses kehidupan ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu kesehatan ikan dan udang. Pada kondisi demikian ikan dan udang akan mudah terinfeksi oleh segala macam penyakit-penyakit misalnya penyakit akibat infeksi jamur dan bakteri. 

0 komentar:

Posting Komentar